Sebuah café terlihat lengang di malam itu, tak seperti yang sudah-sudah. Meski begitu, sekelompok remaja, laki-laki dan perempuan, berkumpul di satu sudut café, berdiskusi sambil sesekali berkelakar tentang berbagai peristiwa yang telah mereka lalui bersama selama satu tahun, di Jogja.
Maklum, mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda, berkumpul di Jogja demi satu tujuan, mengejar mimpi. Setahun sebelumnya mereka dikumpulkan dalam satu wadah, dan mandat diberikan kepada mereka, untuk membangun satu hal yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya, yaitu media wacana tentang kaum mereka  sendiri, kaum remaja.

Laki-laki pertama berujar, “Kita terlalu banyak konsep, tapi tak sesuai dengan kondisi kita, meski setiap ide menarik”. Perempuan pertama menyahut, “Kita butuh suatu acara yang disitu kita bisa mengenal satu personal sama lain”. Tak mau ketinggalan, laki-laki kedua berpendapat, “Meski dalam acara terakhir kita terlihat solid, tapi di sisi lain sebenarnya kita kewalahan”. “Pada awalnya, aku ga tertarik dengan media ini, baru setelah event itu, ternyata ini penting juga ya”, perempuan kedua pun sumbang suara. Tanggapan demi tanggapan bermunculan, mencoba mengisi lubang-lubang di komunitas yang coba mereka tata, hingga setelah 3 jam lebih lamanya, mereka meninggalkan tempat duduk mereka dan kembali menuju kehidupan personal mereka.

Mengamati pembicaraan mereka, muncul dua hal yang menarik. Pertama adalah nostalgia. Ini bagi mereka, dan juga anak-anak muda di Indonesia, menjadi satu hal yang penting dalam alur komunikasi. Nostalgia, terwujud dalam beragam ruang remaja. Di Indonesia, kenangan bisa dirangkum dalam satu ruang yang establish, yaitu curhat (share our feelings). Fenomena curhat yang pada awalnya hanya dilakukan oleh perempuan. Pada laki-laki, terdapat satu kiasan yang diungkap Manny pada istrinya dalam film Ice Age: The Meltdown, yaitu “guy not talk with guy about guy’s problem”. Anggapan ini muncul untuk memperkuat sifat umum laki-laki, yaitu tegar dan kuat. Namun di Indonesia, remaja laki-laki justru aktif dalam fenomena curhat, baik itu hanya dengan sesama jenis, maupun lawan jenis. Lebih lanjut, curhat mengandung dua elemen yang penting, yaitu sejarah personal atau kelompok, dan nostalgia. Nostalgia, bila dilihat secara etimologis dan melihat keterkaitannya dengan fenomena curhat, adalah salah satu bentuk nyatanya; curhat merupakan satu wujud dari nostalgia. Hal menarik yang kedua adalah prestise. Prestise berdasarkan kamus Indonesia adalah yang berkenaan dengan prestasi atau kemampuan seseorang. Prestasi disini memiliki sebuah value atau nilai yang berharga. Kepemilikan atas itu bagi manusia merupakan hal yang tiada duanya, karena manusia sendiri terbentuk atas nilai-nilai, sebagaimana diungkap oleh ilmuwan-ilmuwan sosial. 

Lalu apa hubungannya nostalgia, prestise, dengan remaja sendiri, dan kaitannya dengan hidup berkomunitas seperti yang dilakukan oleh empat remaja pada contoh di awal? Pergerakan remaja dan anak muda di Indonesia dewasa ini, sebagaimana yang diteliti oleh Prof. Merlyna Lim, dibangun atas dasar kolektifitas atau prinsip kebersamaan.  Kolektifitas pada komunitas, salah satunya dipupuk oleh nostalgia-nostalgia. Sebagaimana yang perlu diketahui, di dalam komunitas terdapat proses pasang-surut. Proses pasang adalah proses dimana komunitas tersebut dalam performa terbaiknya, sementara proses surut yaitu proses dimana individu-individu di dalam komunitas mengalami kejenuhan. Salah satu contoh mudahnya adalah tidak adanya ide-ide baru yang keluar dan adanya rutinitas. Disini, Emosi dalam nostalgia memberi kesegaran di dalam komunitas yang sedang berada pada kondisi kejenuhan. Sementara itu, prestise juga penting dalam berkomunitas, karena itu memberi stimulus yang berupa kepercayaan diri yang kemudian menjadi penyemangat dalam komunitas.
Peran serta pihak yang di-"tua"-kan.

Meski begitu, nostalgia dan prestise juga memiliki sifat yang negatif apabila individu-individu yang ada pada komunitas tenggelam di dalamnya. Sosok orang tua atau orang yang di-“tua”-kan (karena pengalamannya yang lebih banyak) kemudian perlu berperan disini, sebagai pamong yang bertugas untuk mengingatkan komunitas, untuk back on the right track.

22 September 2011.