Berladang adalah salah satu mata pencaharian masyarakat dayak Kualan, di Kerawang. Dalam berladang terdapat beberapa tahapan, mulai dari menebas, menebang, membakar, lalu tanam. Siklus ini berlangsung bergantung terhadap cuaca, dan memakan waktu yang lama hingga beberapa tahun, dimana luasnya lahan untuk ladang menentukan disini.

Kakek Boge, adalah salah satu warga Kerawang yang bekerja membuka ladang. Untuk menebas dan menebang, dibantu dengan beberapa orang, berangkat pukul 06.00 pagi menuju pondok, melewati hutan tabas dan rawa serta sungai kecil selama 1 jam perjalanan. Di pondok, mereka mempersiapkan diri dengan perbekalan, mulai dari nasi, lauk pauk, dan teko untuk memasak air.

Ladang yang hendak ditebang berada tak jauh dari pondoknya, kurang lebih setengah jam perjalanan. Ladang yang hendak digarap memiliki luas 1 hektar yang terletak di lahan miring, dan sudah melewati tahap tebas dan bagian lahan yang datar sudah ditebang. Hari itu, mereka hendak menebang pohon yang berada di lahan miring. Sebelum itu, mereka makan pagi dan mengasah senjata mereka masing-masing.

Setelah siap dengan alat masing-masing, mulailah mereka menaiki bangkai-bangkai pohon dan menebang. Dalam menebang, pohon yang letaknya di bawah tidak ditebang secara langsung, menunggu ditumbangkan oleh pohon lainnya yang letaknya berada di atasnya, sehingga efek yang terjadi seperti domino, dimana disini prinsip efektifitas pun dipakai.(mac)

Energi Awal
Photobucket
Boge bersama kawannya menyempatkan diri untuk menikmati tebu sebelum berangkat ke ladang.

Alas dan Perapian
.
Photobucket
Kakek Boge mengambil beberapa batang pohon di sekitar ladang untuk dijadikan alas duduk, alas makanan, dan juga untuk membuat perapian.


Mata Beliung
Photobucket

Beliung
Kapak Beliung adalah kapak unik yang dimiliki masyarakat Dayak. Batangnya yang terbuat dari kayu lentur memberikan daya yang besar dalam sekali ayun. Sebuah kearifan lokal yang masih bertahan di tengah beredarnya chainsaw.
Photobucket

Menanti Segelas Kopi
Photobucket
Air didapat dari sungai, api didapat dari kayu yang dibakar. Lagi-lagi alam berperan, lagi-lagi sebuah kearifan lokal.

Tak Seberapa Sulit Setelah Terbiasa
Photobucket
Dengan hanya memakai sandal bahkan tanpa alas kaki, mendaki di atas gundukan pohon dan dedaunan yang licin menjadi hal yang biasa bagi mereka yang telah terbiasa.

Cukup 1 Menit
Photobucket
Boge, penebang yang juga penyadap karet yang mahir, menebang pohon sebesar itu tak membutuhkan waktu lama.