Photobucket

Dusun Kerawang adalah dusun dalam ekspedisi Sungai Buayan yang lokasinya paling ujung. Selain paling ujung, Kerawang merupakan daerah yang paling sulit dijangkau, baik oleh sepeda motor apalagi truk. Masyarakat yang hidup disini mayoritas termasuk dalam suku Dayak Kualan. Masyarakat Dayak yang 95%-nya adalah Kristiani ini pekerjaan utamanya adalah berladang. Tanaman karet adalah salah satu komoditas yang penting yang diusahakan dalam berladang, meskipun ada pula yang menanam padi untuk kebutuhan pokok.

Karet yang ditanam tidak perlu dirawat, dan bisa ditoreh atau disadap setiap harinya. Kulat atau karet yang belum dicetak berbentuk lembaran, bisa dijual di pengumpul karet seharga Rp 6.000,00/kg, sedangkan untuk karet yang sudah berbentuk lembaran mencapai Rp 12.000,00.(mac)

Bocah
Anak-anak Kerawang bergaya di depan kamera.
Photobucket

Sia-sia
Ketika ada kelapa sawit yang masuk, banyak masyarakat yang ikut menanam. Sayang bagi mereka, kondisi jalan yang buruk membuat buah sawit hasil panen mereka tidak terangkut oleh truk ke perusahaan. Beberapa upaya dilakukan oleh masyarakat supaya hasil panen mereka bisa membuahkan hasil, seperti dengan cara memperbaiki jembatan melalui kas desa dan swadaya, atau mengangkut sendiri buah sawit dengan truk ataupun sampan.
Photobucket

Kulat
Rupa karet yang belum dicetak dalam bentuk lembaran. Harga jualnya setengah dari karet yang berbentuk lembaran. Untuk dicetak, cuka merupakan bahan utamanya.
Photobucket

2kg=12.000
Seorang anak kecil menjual kulat yang nantinya ditukar dengan sejumlah uang, ataupun bisa dibarter dengan bahan-bahan makanan, seperti gula atau kopi, tentunya dengan nilai tukar yang seimbang.
Photobucket