Inikah yang kamu mau, yang kamu inginkan?
Seorang ibu, kehilangan anaknya
Tahukah kamu? Atau tak mau tahu akibatnya?
Sahabatku kehilangan akal sehatnya

Jep datang dan pergi sekenanya. Jongkoklah ia di ambang pintu, menunduk. Sepasang sepatu biru muda yang sudah pudar menunggu dengan sabar si pemilik. Manakala Jep menggamit sepatu itu dengan tangan kanan dan hendak mengenakannya, sesuatu yang ganjal menghinggapi kakinya. Rupanya kerikil batu entah dari mana bertengger di dalamnya. Kerikil aneh. Jep sama sekali tak mengingat bagaimana batu kecil ini bisa masuk. Yang ia ingat betul, jalan yang ia pilih sedari rumah selalu mulus saja. Keloknya pun sedikit.

"Ah sudahlah, tak penting", batin Jep. Jep tak mengambil batu itu. Ia justru mengambil sepatu yang berisi kerikil dan membaliknya hingga batu kecil ini meloncat tertarik hal yang lain, gravitasi bumi. Nampak naas sekali batu ini. Terpantul membentur lantai beranda sebelum akhirnya tertahan dua puntung tembakau Kudus yang masyhur. Alih-alih menonton peristiwa itu, Jep dengan acuh tak acuh memasang sepasang sepatunya. Berdiri ia nampak berat. Tas punggung yang ia gendong rupanya. Jep lantas melenggang pergi, sambil bersenandung lagu yang baru saja ia dengar sambil lalu di dalam ruangan.

"Tunas bangsaku tenggelam, menyedihkan.
Tragedi negeriku bagai bunga yang terinjak.
Inikah, yang kamu mau, yang kamu inginkan?
Sahabatku, jadi hantu mengerikan...
Sahabatku, jadi hantu mengerikan...!"

28 Februari 2016, 22:45