Genre    : Documentary
Director : Umesh Kulkarni
Length   : 14 mins
Country : India

"Three Of Us" menceritakan secuil kehidupan seorang ayah, ibu, dan anak, dimana si anak memiliki penyakit saraf yang sudah diderita cukup lama. Dalam gambar, ditunjukkan keseharian hidup yang dialami si sakit, dari mulai dimandikan oleh ibunya hingga akhirnya tidur di apartemen kecil. Gambar-gambar sunyi, dan paras-paras sendu kerap tersorot dari wajah si ayah dan ibu, sementara si anak hanya bisa tersenyum menyeringai (karena hanya itu ekspresi yang bisa ia berikan) membuat kehidupan tiga orang ini begitu dramatis. Gambar-gambar yang statis seolah-olah bisu ini justru membuat saya menjadi sangat tidak nyaman dengan kondisi serta nuansa yang dihadirkan oleh pembuat film. Rasa greget, sendu, ketidakbiasaan, dibungkus tanpa adanya dialog-dialog berarti dan sudut pengambilan gambar yang indah.

Film berdurasi tak lebih dari 20 menit ini menggiring kita untuk memasuki konflik batin yang dialami oleh orang tua. Umur mereka yang sudah renta ketika dihadapkan pada situasi sang anak yang menderita dengan penyakitnya, seolah membuat sutradara ingin mencambuk kita agar tersadar bahwa kesehatan adalah hal penting. Akan tetapi, sutradara justru memaparkannya dengan lebih halus, melalui simbol. Dalam satu scene, dipertontonkan bagaimana keluarga India ini bersiap-siap untuk pergi keluar. Si anak yang awalnya ditandu dengan susah payah menuruni tangga hingga akhirnya dinaikkan ke semacam sepeda yang sudah dimodifikasi, lalu berhenti pada pinggir sungai dan menikmati senja dengan latar bangunan-bangunan. Bila melihatnya, kita bisa menganggapnya sebagai suatu momen yang sudah menjadi ritual bagi mereka, ketika melihat persiapannya. Menurut saya, ritual ini menunjukkan tekanan batin yang itu terus menyesak dada orang tua, merana melihat masa depan dimana mereka berdua akan meninggalkan anaknya.

Dalam gambar yang lain, muncul interaksi antara si sakit dengan anak kecil, yang nampaknya seperti orang yang sudah dekat, mungkin kerabat. Gambar yang sepenggal ini menunjukkan relasi yang kuat antara orang lain dengan si sakit, terutama ketika melihatnya dari perspektif film pendek yang menonjolkan pada representasi-representasi ketimbang paparan utuh. Ini dilihat dari bagaimana dua orang ini terhibur ketika menonton tarian di televisi, lalu akhirnya si anak kecil pergi keluar.

---
Film berdurasi pendek ini menurut saya adalah film yang dibuat dari hasil riset yang kuat. Observasi pada keseharian kehidupan satu keluarga ini begitu kentara sehingga pembuat film bisa berbuat lebih, dengan memikirkan sudut-sudut demi mendapatkan gambar yang tepat dan indah. Akan tetapi, melihat kembali pada adegan interaksi antara si sakit dengan anak kecil kurang berpengaruh pada keutuhan cerita. Apabila gambar tersebut hilang, tidak mengurangi jalan cerita. Artinya, pondasi untuk menghadirkan scene interaksi tersebut belum terlalu kuat, sehingga representasi yang dihadirkan kurang kuat dalam membangun argumen yang hendak diungkap melalui film.